Kamis, 14 Januari 2010

Disobedience to illegitimate BOTH PARENTS
           
Bukhari narrated in Kitaab etiquette of the road radi Bakrah Abi 'anhu, has said: The Messenger of Allaah' alaihi wa sallam.
"Meaning: I Sukakah let kpdmu as big as most major sin, three times (he repeated.) Friend said, 'Well, ya Allah', said the Prophet. "Associating anything with Allah, and the ungodly go for both parents, and the mark, and false witness and lying words. So the Prophet always megulangi, "And the false testimony", so we said, "I hope the Prophet silent" [Hadith Bukhari 3/151-152-Fath Baari 5 / 261 No. 2654, and Muslims 87]
From the hadith on the collapsible note that most major sin after Shirk is great uququl walidain (kepda ungodly both parents). In another narration the Prophet alaihi wa sallam said that among the major sins are associating partners with Allah, disobedience go for both parents, to kill himself, and perjury [Bukhari in Fath Baari 11/555]. Then among the major sins is the most major one for both parents cursed [Hadith Bukhari History]
From Mughirah bin Syu'bah radi 'anhu that the Prophet alaihi wa sallam said.
"Meaning: Verily God forbid for you, disobedience to her mother and refused obligation, and potatoes have rights, and killing the child alive, and God hates you a lot of talk, and asked so many wasted possessions (spending lavishly)" [Hadith Bukhari (Fath Baari No. 10/405. 5975) Muslim, no. 1715 912)]
This hadith is one of the hadith inhibitory beruntuk a rebellious child go for his parents. One child wrote that he was insubordinate beruntuk ill go to heaven with ungodly reason his parents go for, as the Prophet peace 'alaihi wa sallam said.
"Meaning: From Abu Darda bahwasa Prophet alaihi wa sallam said," No problem child go to heaven ungodly, pe, immunization, wine (liquor) and do-reject qadar "[Hadith Ahmad History 6 / 441 and in Hasankan by Al Lineage-Albani in Saheeh Hadith 675]
Among the forms of disobedience (uquq) is:
[1] Causing disruption of either parent words (speech) or the designation of the parents wrote memuntuk sad and hurt.
[2] Say 'ah' and non-parents meet the call.
[3] yell or scold parents.
[4] curmudgeonly, ill-care of older people even more interested in another reply from the care of parents when parents really need. Had provide any, made with the full calculation.
[5] frowned and scowled before parents, lowering their parents, say stupid, 'archaic' and others.
[6] Telling the parents, for example brushing, washing or preparing food. The work is not worth one for parents, especially if they are old or weak. But if 'The Mother "is doing the will of its own with all right and that child krn hrs grateful.
[7] Calling a parent ugliness before the crowd or defame parents.
[8] Entering into the house kemungkaran instruments eg, smoking, etc..
[9] Put kpd devout wife of the parents. There are even some people with heart to expel the mother for her willingness to obey. Na'udzubillah.
[10] Ashamed to admit their parents. Some people feel embarrassed with the presence of parents and a place to stay when social status increases. No doubt, this attitude is very deplorable attitude, even including violent lawlessness and abject reply.
It includes all forms of lawlessness go for both parents. By krn hrs that we be careful and distinguish between the said and the two beruntuk kpd kpd parents with other people.
As a result of the ungodly go for both parents will be felt in the world. In reply hadith narrated by Imam Bukhari in Adabul simplex, Abu Daud and Tirmidhi from Abu Bakrah friends say.
"Meaning: From Abi Bakrah radi 'anhu said that the Prophet alaihi wa sallam said," There is no sin God wrote adzab kpd cepatkan actors in this world and God will also hereafter mengadzab the first reply zhalim is valid, the two decided Hospitality "[ Bukhari hadith in Adabul simplex (simplex No. Adabul Saheeh. 23), Abu Dawood (4902), Tirmidhi (2511), Ibn Majah (4211). Ahmad 5 / 36 & 38, Hakim 2 / 356 & 4/162-163, Tirmidhi said, "Hasan Sahih Hadith", said Al-Hakim, 'Sahih Sanadnya ", Imam Dzahabi agreed]
In another hadith says.
Posted by Sholeh * Rodatul at 00:57
0 comments:

Post Comments

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
my love foreVer.com
My Photo

Sholeh * Rodatul
    
Bari palebang city, SUNSEL and its surroundings, Indonesia
    
as long as I live in a new palembang I feel very happy coz my life ruined like that ynanyian olga lhOOOO

View my complete profile
I LoVe For Ever rodatUL
Unfortunately I SangatMencintaimu For Ever


Selasa, 12 Januari 2010

Sejarah Perjalanan Ronggolawe Tuban Jawa Timur

Ranggalawe (lahir:... ? - wafat: 1295) adalah salah satu pengikut Raden Wijaya yang berjasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit, namun meninggal sebagai pemberontak pertama dalam sejarah kerajaan ini. Nama besarnya dikenang sebagai pahlawan oleh masyarakat Tuban, Jawa Timur sampai saat ini.Peran AwalKidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe menyebut Ranggalawe sebagai putra Arya Wiraraja bupati Songeneb (nama lama Sumenep). Ia sendiri bertempat tinggal di Tanjung, yang terl... 

More from Tuban Jawa Timur :
Kontroversial Kisah Wali Songo dalam MitosTulisan ini merupakan makalah yang disampaikan oleh Prof. Hasanu Simon dan telah mendapat izin dari beliau untuk disebarluaskan. Terlepas dari kelemahan-kelemahan yang mungkin masih ada di dalam makalah tersebut, tentunya ini merupakan usaha yang patut diduk...
12-jan-2010




          Dilihat dari peta Indonesia, letak geografisnya tuban terletak  pada 111°30’ - 112°35’ BT 6°40’ - 7°18’ LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut JawaSebelah Timur : Kabupaten LamonganSebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro Sebelah Barat : Kabupaten Rembang dan...
16 Sep 2008 12:39
                    Lirik Lagu punk rock Jalanan suNgguh Q meNyesal teLah meNgeNal diadaN aQ keCewa teLah meNyayaNginyaDan aQ tak akaN meNgulaNg kedua kaliNyamuNgkinkah riNdu diHati geLisah tak meNeNtuberAwal daRi kiTa berTemu kaU akan Q-jagaQ iNgin Ngkau meNgertibeTapa kaU Q ciNtahaNya padamu...
Tuban Jawa Timur
Ranggalawe (lahir:... ? - wafat: 1295) adalah salah satu pengikut Raden Wijaya yang berjasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit, namun meninggal sebagai pemberontak pertama dalam sejarah kerajaan ini. Nama besarnya dikenang sebagai pahlawan oleh masyarakat Tuban, Jawa Timur sampai saat ini.Peran AwalKidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe menyebut Ranggalawe sebagai putra Arya Wiraraja bupati Songeneb (nama lama Sumenep). Ia sendiri bertempat tinggal di Tanjung, yang terl...

More from Tuban Jawa Timur :
Kontroversial Kisah Wali Songo dalam MitosTulisan ini merupakan makalah yang disampaikan oleh Prof. Hasanu Simon dan telah mendapat izin dari beliau untuk disebarluaskan. Terlepas dari kelemahan-kelemahan yang mungkin masih ada di dalam makalah tersebut, tentunya ini merupakan usaha yang patut diduk...




Dilihat dari peta Indonesia, letak geografisnya tuban terletak pada 111°30’ - 112°35’ BT 6°40’ - 7°18’ LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut JawaSebelah Timur : Kabupaten LamonganSebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro Sebelah Barat : Kabupaten Rembang dan...
16 Sep 2008 12:39
Lirik Lagu punk rock Jalanan suNgguh Q meNyesal teLah meNgeNal diadaN aQ keCewa teLah meNyayaNginyaDan aQ tak akaN meNgulaNg kedua kaliNyamuNgkinkah riNdu diHati geLisah tak meNeNtuberAwal daRi kiTa berTemu kaU akan Q-jagaQ iNgin Ngkau meNgertibeTapa kaU Q ciNtahaNya padamu...
Ranggalawe (lahir:... ? - wafat: 1295) adalah salah satu pengikut Raden Wijaya yang berjasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit, namun meninggal sebagai pemberontak pertama dalam sejarah kerajaan ini. Nama besarnya dikenang sebagai pahlawan oleh masyarakat Tuban, Jawa Timur sampai saat ini.Peran AwalKidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe menyebut Ranggalawe sebagai putra Arya Wiraraja bupati Songeneb (nama lama Sumenep). Ia sendiri bertempat tinggal di Tanjung, yang terl...
More from Tuban Jawa Timur :
Kontroversial Kisah Wali Songo dalam MitosTulisan ini merupakan makalah yang disampaikan oleh Prof. Hasanu Simon dan telah mendapat izin dari beliau untuk disebarluaskan. Terlepas dari kelemahan-kelemahan yang mungkin masih ada di dalam makalah tersebut, tentunya ini merupakan usaha yang patut diduk...
13-mart-2010



Dilihat dari peta Indonesia, letak geografisnya tuban terletak pada 111°30’ - 112°35’ BT 6°40’ - 7°18’ LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut JawaSebelah Timur : Kabupaten LamonganSebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro Sebelah Barat : Kabupaten Rembang dan...
16 Sep 2008 12:39

Lirik Lagu punk rock Jalanan suNgguh Q meNyesal teLah meNgeNal diadaN aQ keCewa teLah meNyayaNginyaDan aQ tak akaN meNgulaNg kedua kaliNyamuNgkinkah riNdu diHati geLisah tak meNeNtuberAwal daRi kiTa berTemu kaU akan Q-jagaQ iNgin Ngkau meNgertibeTapa kaU Q ciNtahaNya padamu...
Sejak abad VII, banyak terdapat pemerintahan kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah (Central Java), yaitu: Kerajaan Budha Kalingga, Jepara yang diperintah oleh Ratu Sima pada tahun 674. Menurut naskah/prasasti Canggah tahun 732, kerajaan Hindu lahir di Medang, Jawa Tengah dengan nama Raja Sanjaya atau Rakai Mataram. Dibawah pemerintahan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya, ia membangun Candi Rorojonggrang atau Candi Prambanan. Kerajaan Mataram Budha yang juga lahir di Jawa Tengah selama era pemerintahan Dinasti Syailendra, mereka membangun candi-candi seperi Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Kalasan.dll.

                                                                                               PETA JAWA TENGAH       

   

                                                                

 
       Pada abad 16 setelah runtuhnya kerajaan Majapahit Hindu, kerajaan Islam muncul di Demak, sejak itulah Agama Islam disebarkan di Jawa Tengah. Setelah kerajaan Demak runtuh, Djoko Tingkir anak menantu Raja Demak (Sultan Trenggono) memindahkan kerajaan Demak ke Pajang (dekat Solo). Dan menyatakan diri sebagai Raja Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya. Selama      pemerintahannya terjadi kerusuhan dan   pemberontakan. Perang yang paling besar adalah antara Sultan Adiwijaya melawan Aryo Penangsang. Sultan Adiwijaya menugaskan Danang Sutowijaya untuk menumpas pemberontakan Aryo Penangsang dan berhasil membunuh Aryo Penangsang. Dikarenakan jasanya yang besar kepada Kerajaan Pajang, Sultan Adiwijaya memberikan hadiah tanah Mataram kepada Sutowijaya. Setelah Pajang runtuh ia menjadi Raja Mataram Islam pertama di Jawa Tengah dan bergelar Panembahan Senopati.
Di pertengahan abad 16 bangsa Portugis dan Spanyol datang ke Indonesia dalam usaha mencari rempah-rempah yang akan diperdagangkan di Eropa. Pada saat yang sama, bangsa Inggris dan kemudian bangsa Belanda datang ke Indonesia juga. Dengan VOC-nya bangsa Belanda menindas bangsa Indonesia termasuk rakyat Jawa Tengah baik dibidang politik maupun ekonomi.
Di awal abad 18 Kerajaan Mataram diperintah oleh Sri Sunan Pakubuwono II, setelah beliau wafat muncul perselisihan diantara keluarga raja yang ingin memilih/menunjuk raja baru. Perselisihan bertambah keruh setelah adanya campur tangan pemerintah Kolonial Belanda pada perselisihan keluarga raja tersebut. Pertikaian ini akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Gianti tahun 1755. Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua kerajaan yang lebih kecil yaitu Surakarta Hadiningrat atau Kraton Kasunanan di Surakarta dan Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kraton Kasultanan di Yogyakarta.
Sampai sekarang daerah Jawa Tengah secara administratif merupakan sebuah propinsi yang ditetapkan dengan Undang-undang No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950.
Jawa Tengah sebagai salah satu Propinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Propinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Letaknya 5o40′ dan 8o30′ Lintang Selatan dan antara 108o30′ dan 111o30′ Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 Km dan dari Utara ke Selatan 226 Km (tidak termasuk pulau Karimunjawa).
Secara administratif Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Luas Wilayah Jawa Tengah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas pulau Jawa (1,70 persen luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 1,00 juta hektar (30,80 persen) lahan sawah dan 2,25 juta hektar (69,20 persen) bukan lahan sawah.
Menurut penggunaannya, luas lahan sawah terbesar berpengairan teknis (38,26 persen), selainnya berpengairan setengah teknis, tadah hujan dan lain-lain. Dengan teknik irigasi yang baik, potensi lahan sawah yang dapat ditanami padi lebih dari dua kali sebesar 69,56 persen.
Berikutnya lahan kering yang dipakai untuk tegalan/kebun/ladang/huma sebesar 34,36 persen dari total bukan lahan sawah. Persentase tersebut merupakan yang terbesar, dibandingkan presentase penggunaan bukan lahan sawah yang lain.
Menurut Stasiun Klimatologi Klas 1 Semarang, suhu udara rata-rata di Jawa Tengah berkisar antara 18oC sampai 28oC. Tempat-tempat yang letaknya dekat pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Sementara itu, suhu rata-rata tanah berumput (kedalaman 5 Cm), berkisar antara 17oC sampai 35oC. Rata-rata suhu air berkisar antara 21oC sampai 28oC. Sedangkan untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 73 persen samapai 94 persen. Curah hujan terbanyak terdapat di Stasiun Meteorologi Pertanian khusus batas Salatiga sebanyak 3.990 mm, dengan hari hujan 195 hari.
Propinsi Jawa Tengah dibagi kedalam beberapa Wilayah Administrasi, meliputi :
Wilayah
Jumlah
Kabupaten
29
Kota
6
Kecamatan
565
Kelurahan
764
Desa
7.804







SEJARAH JAWA BARAT DARI ZAMAN KE zaMan

menurut persepsi masing-masing. Dengan demikian, sesungguhnya tiap orang
adalah sejarawan dari dirinya sendiri.
Oleh karena itu, suatu masyarakat atau bangsa hendaknya memiliki
kesadaran dan apresiasi yang tinggi akan sejarahnya. Masyarakat Jawa Barat,
khususnya masyarakat Sunda, seyogyanya memahami atau minimal mengetahui
peristiwa-peristiwa sejarah di Tatar Sunda, agar mereka lebih memahami akan jati
dirinya. Hal itu penting karena daerah Jawa Barat sungguh kaya akan peristiwa
sejarah dari masa ke masa, baik yang bersifat lokal maupun nasional, bahkan dalam
masa tertentu di Jawa Barat terjadi peristiwa sejarah yang berskala internasional,
misalnya Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
Sejak masa kerajaan hingga kini, di daerah Jawa Barat terjadi berbagai
peristiwa sejarah penting yang mengandung berbagai makna pula, sesuai dengan
gejolak jamannya. Peristiwa atau moment penting itu di antaranya adalah Kerajaan
Tarumanagara (abad ke-5 hingga abad ke-8), Kerajaan Sunda/Pajajaran (abad ke-8
hingga abad ke-16), Kerajaan Galuh (abad ke-8 hingga abad ke-15), dan Kerajaan
Sumedang Larang (1580-1620). Pada awal masa kerajaan, ke daerah Jawa Barat
masuk pengaruh budaya Hindu-Budha.
Sementara itu muncul Kesultanan Cirebon (1479-1809) dan Kesultanan
Banten (1552-1832). Dengan berdirinya kedua kesultanan itu, Jawa Barat menjadi
salah satu pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Pada abad ke-17, sebagian
wilayah Jawa Barat, khususnya daerah Priangan berada di bawah pengaruh
kekuasaan Mataram (1620-1677). Selanjutnya Jawa Barat semakin memiliki arti
penting karena menjadi pusat kegiatan/kekuasaan kolonial Belanda di Nusantara,
4
yaitu pusat kegiatan Kompeni/VOC (abad ke-17 hingga akhir abad ke-18) dan
pusat pemerintahan Hindia Belanda (awal abad ke-19 hingga Maret 1942) serta
pusat pemerintahan Pendudukan Jepang di Jawa (awal Maret 1942 hingga
pertengahan Agustus 1945). Pada awal abad ke-20 hingga menjelang proklamasi
kemerdekaan, Jawa Barat juga menjadi pusat kegiatan pergerakan nasional,
sehingga bangsa Indonesia berhasil menetuskan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Peristiwa yang disebut terakhir juga terjadi di daerah Jawa Barat.
Dalam perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan,
Jawa Barat menjadi pusat perjuangan, sekaligus sebagai pusat kegiatan
Pemeerintah Republik Indonesia dalam rangka mengisi kemerdekaan dengan
berbagai program pembangunan.
Dalam setiap kurun waktu tersebut, banyak peristiwa sejarah yang memiliki
arti penting, baik bagi masyarakat dan daerah Jawa Barat khususnya maupun bagi
kepentinan nasional bangsa dan pemerintah Indonesia pada umumnya. Berdasarkan
ruang lingkup spasialnya, sejarah Jawa Barat termasuk kategori sejarah lokal.
Namun demikian, studi sejarah lokal penting artinya bagi suatu bangsa seperti
Indonesia yang menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan. Untuk mengetahui
kesatuan yang lebih besar, bagian yang lebih kecil jangan diabaikan, melainkan
harus dimengerti dengan baik. Seringkali hal-hal yang ada/terjadi di tingkat
nasional baru dapat dimengerti dengan lebih baik apabila perkembangan di tingkat
lokal dipahami dengan baik pula. Hal-hal di tingkat yang lebih luas (nasional)
biasanya hanya memberikan gambaran dari pola-pola serta masalah umum,
sedangkan situasinya yang lebih konkret dan mendalam baru dapat diketahui
5
melalui gambaran sejarah lokal. Dengan kata lain, studi sejarah Jawa Barat bukan
hanya penting artinya bagi kelengkapan sejarah nasional, tetapi penting pula untuk
memperdalam pengetahuan tentang dinamika sosiokultural masyarakat yang
bersangkutan. Dalam pada itu, selain peran keilmuannya, kajian sejarah lokal
seperti sejarah Jawa Barat memiliki arti praktis bagi pembangunan, baik
pembangunan daerah maupun pembangunan nasional, termasuk pembangunan
bidang budaya dalam arti luas. Untuk keperluan itu, pemahaman akan berbagai
jenis sumber sejarah Jawa Barat dan sikap kritis terhadapnya, mutlak diperlukan.
III. Permasalahan dan Relevansinya dengan Pembangunan
Permasalahan yang dimaksud di sini adalah permasalahan dalam atau
tentang sejarah Jawa Barat dan/atau yang berkaitan dengan sejarah Jawa Barat.
Secara garis besar permasalahan itu mencakup penulisan dan pemahaman sejarah
Jawa Barat. Bila dikaji secara seksama, kedua permasalahan itu ada relevansinya
dengan pembangunan dalam arti luas, baik pembangunan mental-spriritual,
pembangunan fisik daerah, maupun pembangunan sosial budaya.
Hingga kini sejarah Jawa Barat sudah cukup banyak ditulis, baik oleh
sejarawan profesional maupun sejarawan amatir. Pada umumnya tulisan-tulisan itu
sudah mencakup garis besar periodisasi sejarah Jawa Barat, yaitu masa kerajaan,
masa penjajahan, dan masa kemerdekaan, bahkan sudah ada tulisan mengenai Jawa
Barat masa prasejarah. Oleh karena sejarah Jawa Barat mencakup kurun waktu
sangat panjang dan mengandung permasalahan luas dan kompleks, maka setiap
6
tulisan umumnya hanya menguraikan aspek-aspek tertentu (tematis) dalam kurun
waktu tertentu pula. Misalnya, masa kerajaan dengan penekanan pasa aspek
pemerintahan, penyebaran agama Islam, penjajahan kolonial dan pendudukan
Jepang (aspek politik dan militer), pergerakan nasional (aspek politik), tentang
revolusi kemerdekaan dengan beberapa permasalahannya (aspek politik dan
militer), tentang pendidikan (hingga tahun 1950-an), tentang pemerintahan (hingga
tahun 1990-an), sejarah kota, sejarah kabupaten, dan lain-lain, secara garis besar.
Tulisan-tulisan tersebut umumnya belum banyak mengungkap aspek-aspek
sosial budaya secara eksplisit. Uraian pada tulisan-tulisan itu umumnya masih
bersifat deskriptif-naratif. Kalaupun ada yang bersifat deskriptif-analisis, sifat
analisisnya masih dangkal. Tulisan tentang aspek-aspek sejarah Jawa Barat yang
bersifat analisis umumnya berupa makalah, skripsi, tesis, dan disertasi yang
notabene belum dikomsumsi oleh masyarakat luas. Tulisan-tulisan tersebut baru
sebagian kecil yang diterbitkan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Namun
pengkonsumsiannya masih terbatas pada kalangan masyarakat tertentu. Hal ini
dikarenakan kebiasaan membacca masyarakat Indonesia umumnya, termasuk
masyarakat Sunda, masih lemah.
Sementara itu, dalam sejarah Jawa Barat masih banyak aspek-aspek sosial
budaya masyarakat yang belum terungkap secara jelas, seperti tentang pertanian,
perekonomian, perdagangan, kesenian, transportasi dan komunikasi, institusi
masyarakat atau organisasi sosial, sejarah pedesaan, keterlibatan dan peranan
rakyat dalam setiap peristiwa sejarah, dan sebagainya. Permasalahan tersebut erat
kaitannya dengan kendala dalam menulis sejarah, antara lain sedikit/terbatasnya
7
sumber sejarah yang diperoleh dan sulitnya menemukan sumber yang akurat. Hal
ini akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam proses penulisan sejarah,
seperti kesalahan pemilihan topik, kesalahan pengumpulan sumber, kesalahan
verifikasi, kesalahan interpretasi, dan kesalahan penulisan. Kesalahan-kesalahan itu
satu sama lain berhubungan secara kausalitas yang pada dasarnya bermuara pada
kesalahan pengumpulan sumber dan kesalahan interpretasi.
Kelemahan dan kesalahan itu terdapat pula dalam beberapa tulisan tentang
sejarah Jawa Barat. Kelemahan umum terjadi pada sifat uraian yang kurang
memberikan eksplanasi tentang makna peristiwa. Salah satu contoh kesalahan
pemilihan topik adalah tulisan berjudul Prabu Siliwangi. Topik itu dikatakan salah,
karena Prabu Siliwangi bukan tokoh sejarah melainkan tokoh mitos (tokoh sastra).
Kasus ini juga menunjukkan kesalahan interpretasi, verifikasi, dan penulisan.
Campuraduknya antara sejarah dengan mitos memang merupakan gejala umum di
kalangan masyarakat. Mungkin hal itu terjadi karena mereka (rakyat) banyak
mengetahui cerita yang mirip sejarah dari sumber berupa babad atau wawacan. Hal
ini menunjukkan lemahnya pemahaman akan pengertian sejarah. Contoh lain dari
kelemahan pengumpulan sumber dan kesalahan interpretasi serta lemahnya
kesadaran sejarah, terjadi dalam sejarah kabupaten yang menari hari jadi kabupaten
yang bersangkutan, misalnya Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung.
Kabupaten Sumedang memilih hari jadinya tanggal 22 April 1578. Hal ini berarti
kabupaten itu berdiri pada akhir masa Kerajaan Sunda/Pajajaran, padahal fakta
sejarah menunjukkan bahwa Kabupaten Sumedang berdiri jauh setelah Kerajaan
Sunda/Pajajaran runtuh (1580). Berdasarkan pengertian kabupaten atau secara
8
administratif, Kabupaten Sumedang berdiri kira-kira tahun 1620, dibentuk oleh
Sultan Agung, penguasa Mataram (1613-1645) dalam usahanya menguasai daerah
Priangan. Kabupaten Bandung pun dibentuk oleh Sultan Agung berdasarkan
piagam bertanggal 9 Muharam Tahun Alip. F. de Haan dalam bukunya berjudul
Priangan; De Preanger Regentshappen Onder het Nederlandsch Bestuur Tot 1811,
jilid III (1912) menafsirkan tanggal piagam itu bertepatan dengan tanggal 20 April
1641. Tanggal inilah yang dipilih sebagai hari jadi Kabupaten Bandung. Kasus ini
merupakan kelemahan dalam pengumpulan dan penggunaan sumber, karena
ternyata ada sumber lain yang memuat tafsiran lain terhadap tanggal piagam
tersebut, yaitu tanggal 16 Juli 1633. Berdasarkan buku Perbandingan Tarich dan
kajian terhadap peristiwa yang berhubungan secara kausalitas dengan pembentukan
Kabupaten Bandung, saya cenderung pada tanggal 16 Juli 1633 sebagi hari jadi
Kabupaten Bandung.1)
Kelemahan dan kesalahan dalam penulisan sejarah itu, selain akibat
kelemahan dalam penelitian sumber dan kelemahan dalam penguasaan metode
sejarah serta aplikasinya, mungkin pula disebabkan oleh kuatnya perasaan
emosional dan unsur subyektivitas dari pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan
adanya kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan dalam penulisan sejarah,
termasuk dalam sejarah Jawa Barat, maka tulisan sejarah Jawa Barat mengenai
aspek-aspek tertentu perlu dikaji ulang dan direvisi. Demikian pula aspek-aspek
atau peristiwa yang belum terungkap perlu diteliti, dikaji, dan ditulis dengan
memperhatikan syarat-syarat dan ciri-ciri karya sejarah serta berdasarkan metode
1) Permasalahan ini memerlukan pembicaraan secara khusus.
9
sejarah. Dengan demikian, sejarah Jawa Barat sebagai sejarah lokal akan memiliki
fungsi, kegunaan, dan signifikansi seperti yang telah dikemukakan. Dalam hal ini,
sejarah kebudayaan Sunda patut mendapat perhatian, dikaji dan ditulis, serta
hasilnya dikonsumsikan kepada masyarakat. Melalui tulisan ini, diharapkan
masyarakat Sunda semakin memahami akan jati diri dan potensinya, sehinga
menumbuhkembangkan sikap mental-spiritual yang positif. Dengan memahami
sejarahnya, para pendukung kebudayaan Sunda diharapkan akan mampu membuat
strategi untuk memelihara dan mengembangkan budaya Sunda, sehingga budaya
Sunda bukan hanya milik dan dicintai oleh orang Sunda, tetapi juga menjadi aset
nasional, baik dalam mengisi abad ke-21 maupun abad-abad selanjutnya.
IV. Kesimpulan
Sejarah Jawa Barat dari masa ke masa mengandung banyak permasalahan
yang cukup menarik untuk dikaji secara seksama, karena sejarah Jawa Barat selain
memiliki fungsi dan kegunaan seperti sejarah pada umumnya, juga memiliki
sifnifikasi tersendiri (istimewa), baik bagi pembangunan masyarakat dan daerah
Jawa Barat pada khususnya maupun bagi kepentingan pembangunan nasional pada
umumnya. Hal ini disebabkan daerah Jawa Barat dari masa ke masa memiliki
kedudukan yang strategis di wilayah Nusantara, dan memiliki potensi serta peranan
penting dalam berbagai kegiatan.
Oleh karena itu, kesadaran akan sejarah perlu dimiliki. Pemahaman sejarah
dapat menunjang pembinaan dan pengembanga budaya. Kesadaran atau
10
pemahaman sejarah adalah budaya. Sejarah dan budaya dalam satu segi memiliki
fungsi/kegunaan yang sama, yaitu sama-sama menunjukkan identitas masyarakat
pemiliknya. Dengan kesadaran tersebut, kebudayaan Sunda dan pemiliknya akan
turut berkiprah atau berperan dalam mengisi abad ke-21 dan abad-abad selanjutnya.
11
SUMBER ACUAN
Abdullah, Taufik (ed.). 1985.
Sejarah Lokal di Indonesia; Kumpulan Tulisan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Alfian, T. Ibrahim. 1975.
Sejarah dan Permasalahan Masa Kini. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Ali, Mohammad. 1975.
Sejarah Jawa Barat. Bandung: Proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan
Nasional Propinsi Jawa Barat.
Atja (ed.). 1975.
Sejarah Jawa Barat dari Masa Prasejarah Hingga Masa Penyebaran
Agama Islam. Bandung: Proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan
Nasional Propinsi Jawa Barat.
Ayatrohaedi (ed.). 1985.
Pemikiran Tentang Pembinaan Kesadaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Disjarahnitra.
Danasasmita, Saleh. 1983/1984.
Sejarah Jawa Barat. Bandung: Pemda Tk I Propinsi Jawa Barat. Proyek
Penerbitan Buku Sejarah Jawa Barat.
Ekadjati, Edi S. et al. 1978.
Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud.
Disjarahnitra. Proyek IDKD.
--------. 1980/1981.
Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Jawa Barat. Bandung: Depdikbud.
Disjarahnitra. Proyek IDKD.
de Haan, F. 1912.
Priangan; De Preanger Regentschappen Onder het Nederlandsch Bestuur
Tot 1811. Deel III. Batavia: BGKW.
Hardjasaputra, A. Sobana. 1997.
“Fungsi dan Makna Sejarah Bagi Peningkatan Sumber Daya Manusia”.
Jurnal Sastra. No. 3, Th. V: 27-31.
--------. 1977.
“Masalah Sekitar Hari Jadi Kabupaten Sumedang”. Jurnal Sastra, No. 4,
Th. V: 4-9.
Hariyono. 1995.
Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Indonesia. Arsip Nasional. 1976.
Memori Serah Jabatan 1921-1930 (Jawa Barat). Jakarta.
--------. 1980.
Memori Serah Jabatan 1931-1940 Jawa Barat (1). Jakarta.
Indonesia. Kempen. 1953.
Propinsi Djawa Barat. Djakarta.
12
Jawa Barat. Pemda Propinsi. 1993.
Sejarah Pemerintahan di Jawa Barat. Bandung.
Kosoh et al. 1984.
Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud. Proyek Penelitian dan
Penatatan Kebudayaan Daerah.
Kuntowijoyo. 1995.
Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Notosusanto, Nugroho. 1978.
Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta: Yayasan Idayu.
Widja, I Gde. 1991.
Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Bandung:
Angkasa.
13
SEJARAH JAWA BARAT
DARI ZAMAN KE ZAMAN
SIGNIFIKANSI DAN RELEVANSINYA
DENGAN PEMBANGUNAN
MATERI KULIAH
SEJARAH JAWA BARAT/SEJARAH SUNDA
A. Sobana Hardjasaputra
Juruan Sejarah
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2002

Jumat, 08 Januari 2010

HARAMNYA DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA

       -Ha Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitabul Adab dari jalan Abi Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Arti : Sukakah saya beritahukan kpdmu sebesar-besar dosa yg paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kpd kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu megulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam” [Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654, dan Muslim 87]
Dari hadits di atas dpt diketahui bahwa dosa besar yg paling besar setelah syirik ialah uququl walidain (durhaka kepda kedua orang tua). Dalam riwayat lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa diantara dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah, durhaka kpd kedua orang tua, membunuh diri, dan sumpah palsu [Riwayat Bukhari dalam Fathul Baari 11/555]. Kemudian diantara dosa-dosa besar yg paling besar ialah seorang melaknat kedua orang tua [Hadits Riwayat Imam Bukhari]
Dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Arti : Sesungguh Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan minta yg bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyak berta demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)” [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 10/405 No. 5975) Muslim No. 1715 912)]
Hadits ini ialah salah satu hadits yg melarang seorang anak beruntuk durhaka kpd kedua orang tuanya. Seorang anak yg beruntuk durhaka berarti dia tdk masuk surga dgn sebab durhaka kpd kedua orang tuanya, sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Arti : Dari Abu Darda bahwasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak masuk surga anak yg durhaka, pe,imu, khamr (minuman keras) dan orang yg mendustakan qadar” [Hadits Riwayat Ahmad 6/441 dan di Hasankan oleh Al-Albani dalam Silsilah Hadits Shahih 675]
Diantara bentuk durhaka (uquq) ialah :
[1] Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun peruntukan yg memuntuk orang tua sedih dan sakit hati.
[2] Berkata ‘ah’ dan tdk memenuhi panggilan orang tua.
[3] Membentak atau menghardik orang tua.
[4] Bakhil, tdk mengurusi orang tua bahkan lebih mementingkan yg lain dari pada mengurusi orang tua padahal orang tua sangat membutuhkan. Seandai memberi nafkah pun, dilakukan dgn penuh perhitungan.
[5] Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
[6] Menyuruh orang tua, misal menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tdk pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu” melakukan pekerjaan tersebut dgn kemauan sendiri maka tdk mengapa dan krn itu anak hrs berterima kasih.
[7] Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
[8] Memasukkan kemungkaran kedalam rumah misal alat musik, mengisap rokok, dll.
[9] Mendahulukan taat kpd istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dgn tega mengusir ibu demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.
[10] Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dgn keberadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosial meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini ialah sikap yg amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yg keji dan nista.
Semua itu termasuk bentuk-bentuk kedurhakaan kpd kedua orang tua. Oleh krn itu kita hrs berhati-hati dan membedakan dalam berkata dan beruntuk kpd kedua orang tua dgn kpd orang lain.
Akibat dari durhaka kpd kedua orang tua akan dirasakan di dunia. Dalam hadits yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Abu Daud dan Tirmidzi dari sahabat Abi Bakrah dikatakan.
“Arti : Dari Abi Bakrah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tidak ada dosa yg Allah cepatkan adzab kpd pelaku di dunia ini dan Allah juga akan mengadzab di akhirat yg pertama ialah berlaku zhalim, kedua memutuskan silaturahmi” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (Shahih Adabul Mufrad No. 23), Abu Dawud (4902), Tirmidzi (2511), Ibnu Majah (4211). Ahmad 5/36 & 38, Hakim 2/356 & 4/162-163, Tirmidzi berkata, “Hadits Hasan Shahih”, kata Al
kim, ‘Shahih Sanadnya”, Imam Dzahabi menyetujuinya]
Dalam hadits lain dikatakan.

HARAMNYA DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA

           Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitabul Adab dari jalan Abi Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Arti : Sukakah saya beritahukan kpdmu sebesar-besar dosa yg paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kpd kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu megulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam” [Hadits Riwayat Bukhari 3/151-152 -Fathul Baari 5/261 No. 2654, dan Muslim 87]
Dari hadits di atas dpt diketahui bahwa dosa besar yg paling besar setelah syirik ialah uququl walidain (durhaka kepda kedua orang tua). Dalam riwayat lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa diantara dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah, durhaka kpd kedua orang tua, membunuh diri, dan sumpah palsu [Riwayat Bukhari dalam Fathul Baari 11/555]. Kemudian diantara dosa-dosa besar yg paling besar ialah seorang melaknat kedua orang tua [Hadits Riwayat Imam Bukhari]
Dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Arti : Sesungguh Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan minta yg bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyak berta demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)” [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 10/405 No. 5975) Muslim No. 1715 912)]
Hadits ini ialah salah satu hadits yg melarang seorang anak beruntuk durhaka kpd kedua orang tuanya. Seorang anak yg beruntuk durhaka berarti dia tdk masuk surga dgn sebab durhaka kpd kedua orang tuanya, sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Arti : Dari Abu Darda bahwasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak masuk surga anak yg durhaka, pe,imu, khamr (minuman keras) dan orang yg mendustakan qadar” [Hadits Riwayat Ahmad 6/441 dan di Hasankan oleh Al-Albani dalam Silsilah Hadits Shahih 675]
Diantara bentuk durhaka (uquq) ialah :
[1] Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun peruntukan yg memuntuk orang tua sedih dan sakit hati.
[2] Berkata ‘ah’ dan tdk memenuhi panggilan orang tua.
[3] Membentak atau menghardik orang tua.
[4] Bakhil, tdk mengurusi orang tua bahkan lebih mementingkan yg lain dari pada mengurusi orang tua padahal orang tua sangat membutuhkan. Seandai memberi nafkah pun, dilakukan dgn penuh perhitungan.
[5] Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.
[6] Menyuruh orang tua, misal menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tdk pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu” melakukan pekerjaan tersebut dgn kemauan sendiri maka tdk mengapa dan krn itu anak hrs berterima kasih.
[7] Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
[8] Memasukkan kemungkaran kedalam rumah misal alat musik, mengisap rokok, dll.
[9] Mendahulukan taat kpd istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dgn tega mengusir ibu demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.
[10] Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dgn keberadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosial meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini ialah sikap yg amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yg keji dan nista.
Semua itu termasuk bentuk-bentuk kedurhakaan kpd kedua orang tua. Oleh krn itu kita hrs berhati-hati dan membedakan dalam berkata dan beruntuk kpd kedua orang tua dgn kpd orang lain.
Akibat dari durhaka kpd kedua orang tua akan dirasakan di dunia. Dalam hadits yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Abu Daud dan Tirmidzi dari sahabat Abi Bakrah dikatakan.
“Arti : Dari Abi Bakrah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tidak ada dosa yg Allah cepatkan adzab kpd pelaku di dunia ini dan Allah juga akan mengadzab di akhirat yg pertama ialah berlaku zhalim, kedua memutuskan silaturahmi” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (Shahih Adabul Mufrad No. 23), Abu Dawud (4902), Tirmidzi (2511), Ibnu Majah (4211). Ahmad 5/36 & 38, Hakim 2/356 & 4/162-163, Tirmidzi berkata, “Hadits Hasan Shahih”, kata Al-Hakim, ‘Shahih Sanadnya”, Imam Dzahabi menyetujuinya]
Dalam hadits lain dikatakan.

Selasa, 05 Januari 2010

Hidup Jadi Anak Kost

Jadi anak kost itu tidak lah mudah karna, hidup nya hanya menunggu kiriman dari orang tua , itupun kalo lancar , kalo tidak ya nyasar.contoh nya aku sendiri suda 2tahun hidup menjadi anak kost belum pernah merasakan bahagia,yang ada hanya kesel,marah , benci ,lapar , karna kiriman ortu telat TERUSSSSSSSSSS.

Senin, 04 Januari 2010

aku ber pacaran sudah sekian lama tapi belum pernah merasakan enak nya ber pacaran puuuuuuuuuuuuuuusiiiiiiiiiiiiiiiingggg i donot chare
hancur hancur hancur semua